Tidur bukan hanya waktu istirahat bagi tubuh, tetapi juga saat penting untuk proses pemulihan dan penguatan sistem kekebalan. Salah satu fase tidur yang sangat berperan dalam hal ini adalah fase REM (Rapid Eye Movement). Fase ini ditandai dengan pergerakan mata yang cepat, aktivitas otak yang meningkat, dan mimpi yang intens. Meski hanya mencakup sekitar 20–25% dari total waktu tidur, Peran tidur REM dalam memperkuat sistem imun.
Apa Itu Tidur REM?
Tidur non-REM sendiri memiliki tiga tahap, dengan tahap ketiga sebagai tidur paling dalam. Setelah melalui siklus ini, seseorang masuk ke fase REM, biasanya terjadi sekitar 90 menit setelah tertidur.
Pada fase REM, otak menjadi lebih aktif, tetapi tubuh tetap dalam kondisi lumpuh sementara agar tidak bereaksi terhadap mimpi. Meskipun tampaknya aktif, fase ini merupakan waktu penting bagi sistem tubuh, termasuk sistem imun, untuk melakukan pemulihan dan reorganisasi.
Kaitan Antara Tidur REM dan Sistem Imun
Sitokin adalah protein yang membantu mengatur respons imun terhadap infeksi dan peradangan. Ketika seseorang mengalami kurang tidur atau terganggu pada fase REM-nya, produksi sitokin ini menurun, sehingga kemampuan tubuh melawan infeksi pun ikut melemah.
Selain itu, fase REM juga memengaruhi fungsi limfosit T, yaitu sel darah putih yang bertugas melawan virus dan bakteri. Tidur REM yang cukup mendukung kemampuan sel T untuk menempel dan menghancurkan patogen. Dengan kata lain, tubuh menjadi lebih siap untuk menghadapi ancaman penyakit.
Tidur REM dan Imunitas Jangka Panjang
Tidur REM tidak hanya memperkuat pertahanan tubuh saat ini, tetapi juga membantu dalam membangun memori imun. Artinya, setelah tubuh menghadapi suatu patogen, tidur REM membantu menyimpan informasi tentang patogen tersebut agar sistem imun bisa merespons lebih cepat jika terjadi paparan ulang. Proses ini mirip dengan bagaimana otak menyimpan memori belajar dan pengalaman selama fase REM.
Fase REM membantu tubuh mengenali dan mengingat antigen yang diperkenalkan melalui vaksin, sehingga respon imun menjadi lebih efektif.
Dampak Kurangnya Tidur REM
Kurangnya tidur REM bisa disebabkan oleh stres, gangguan tidur, konsumsi alkohol, atau jadwal tidur yang tidak teratur.
Orang yang mengalami gangguan tidur REM lebih rentan terhadap infeksi virus, mengalami pemulihan yang lebih lambat dari penyakit, dan memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan peradangan kronis. Dalam jangka panjang, kekurangan tidur REM juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit autoimun dan penurunan efektivitas vaksin.
Cara Mendukung Tidur REM yang Optimal
-
Tidur Teratur
Tidur dan bangunlah pada waktu yang sama setiap hari untuk mendukung ritme sirkadian yang sehat. -
Hindari Kafein dan Alkohol Sebelum Tidur
Keduanya dapat mengganggu kualitas dan struktur tidur, termasuk mengurangi durasi tidur REM. -
Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman
Ruangan gelap, tenang, dan suhu yang sejuk membantu memfasilitasi transisi ke tidur dalam dan fase REM. -
Kelola Stres
Stres kronis bisa menekan fase REM. -
Aktivitas Fisik Teratur
Berolahraga secara rutin, terutama di pagi atau siang hari, terbukti mendukung kualitas tidur malam.
Kesimpulan
Selama fase ini, tubuh tidak hanya memproduksi molekul imun, tetapi juga membentuk memori imun jangka panjang. Dengan menjaga kualitas tidur, khususnya tidur REM, kita bisa memperkuat daya tahan tubuh secara alami dan berkelanjutan. Oleh karena itu, tidur yang cukup bukan sekadar kebutuhan, melainkan bagian dari strategi penting menjaga kesehatan secara keseluruhan.